Jumat, 25 April 2014

ANOTHER HERO (Part 4)

PART 4

J-Hope melangkahkan kakinya menuju danau es itu. Tidak mungkin, bagaimana danau itu bisa membeku kembali. Hal macam apa ini. J-Hope mengambil sebuah batu besar, membenturkan batu itu kepermukaan danau. Tapi Danau itu tak terbelah sedikitpun. Ia mencoba lagi, lagi, lagi, tapi tetap tak berhasil. Ia  bangkit berdiri, berjalan melewati teman-temannya yang memandang lirih. Apa Silvia pergi begitu cepat? Ini bahkan belum genap satu hari.
J-Hope harus segera mencari bantuan, ia berjalan menuju tendanya. Tapi begitu ingin mendekati tendanya, ia terbentur, entah apa itu, kepalanya berdenyut sakit. J-Hope mengetuk-ngetukan tangannya kearah benda transparan yang menghalanginya. J-Hope membulatkan matanya, ia mengetukan tangannya berulang kali, ia harus keluar, ada seseorang yang membutuhkan bantuan. J-Hope berteriak kesal, ia berontak lagi. Sungguh.. ia sudah seperti orang gila sekarang. Lea, Dhiana dan Zain berlari menghampiri J-Hope yang sudah seperti orang kesetanan. Laime tahu apa yang terjadi. Laime ikut menghampiri mereka semua yang sepertinya kewalahan,Laime mendorong Dhiana, Lea dan juga Zain, menyisakan dirinya dan J-Hope yang saling menatap.

“Kalian tak akan bisa keluar dari sini. Teman kalian masih terperangkap -dibawah sana, jika ingin pulang, maka kalian harus pulang bersama-sama, itulah peraturan yang dibuat oleh keluargaku” Ucap Laime, yang lain terkejut. Keluaraga? Apa Laime tinggal disini? Dihutan angker ini.

“apa maksudmu,hah?! Tahu apa kau ini! Kau bahkan pendatang baru!” Ucap J-Hope.

“Maaf, aku berbohong. Aku berasal dari keluarga penjaga orang-orang seperti kalian, penjajah hutan, yang mencintai hutan. Aku berasal dari keluarga serigala putih.” Ucap Laime

“B-bbwahahaha, apa kau sedang bercanda sekarang, lucu sekali.” Ucap Zain.

Zain tertawa paling keras, sampai-sampai menepuk-nepuk tangangnya. Dhiana, Lea dan J-Hope sama sekali tidak tertawa, entah mengapa, mereka percaya. Bolehkah ia percaya hal seperti itu ketika suasana yang tengah genting seperti ini? Setidaknya, J-Hope bisa berharap kembali bersama Silvia, hidup ataupun…mati. Ia menangis lagi, ia tak ingin kekasihnya menyusul ayah dan ibunya begitu cepat. Mereka belum menikah, J-Hope berencana akan melamarnya , tapi lihatlah sekarang? Gadis itu pasti sudah membeku sekarang. Ia pasti tengah memanggil nya. Silvia Maaf…

“Apa kau bisa buktikan pada kami?” Tanya J-Hope.

“Ya! Kau percaya pada omongan si bodoh ini?” Ucap Zain menunjuk wajah Laime yang berdiri disampingnya.

“Disaat seperti ini, bisakah kau percaya? Ini mungkin lucu, tapi.. hari ini aku membutuhkan sebuah keajaiban,keajaiban untuk membawa Silvia kembali padaku.” Ucap J-Hope
“Ya! Aku setuju! Aku Setuju! Biarkan kami melihatnya..” Ucap Dhiana semangat.

“Baiklah, aku izinkan, tapi jangan buka mata kalian sebelum aku suruh untuk membuka, dan jangan berteriak ketika sudah melihatnya, yah.. rupanya sedikit..mm kalian tahu mungkin”

Laime mulai mendekati mereka satu persatu, menutup mata mereka dengan tangannya. Sedikit mengeluarkan sinar putih dari tangannya. J-Hope membuka matanya, diikuti Lea , Dhiana, dan Zain. Mereka melangkah mundur secara bersamaan, begitu melihat pemandangan dihadapan mereka. Makhluk-makhluk itu turun bergantian dari pohon dan mulai berjalan kebelakang Laime. Dhiana menjerit kencang begitu ia menoleh kesampingnya, ada makhluk seperti itu disampingnya. Serigala putih itu begitu banyak, rupa mereka juga sangat tak bersahabat. J-Hope menggenggam lengan adiknya untuk mendekat kearahnya, sudah cukup ia kehilangan kekasihnya, dia tak mau itu terjadi pada adiknya. Laime tersenyum senang, mengusap bulu-bulu serigala putih disampingnya dengan gemas, baru 3 hari tidak bertemu, ia sudah merasa begitu rindu, apalagi jika ia pergi bertahun-tahun untuk mencari kotak Pandora yang hilang.

“Teman-teman, ucapkan salam pada keluargaku” Ucap Laime.

“Hai.” Ucap Dhiana,hanya dia, yang lain tidak menyapa, mungkin terlalu shock.

“Baiklah, biar kuantar kalian menuju tempat ayah dan ibuku,dia pasti tahu dimana kita bisa menyelamatkan Silvia.” Ucap Laime

J-Hope langsung berlari menghampiri Laime “ Benarkah? Kalau begitu, AYO!!” ucap J-Hope semangat.

“Tapi tunggu sebentar” ucap Laime. Ia memejamkan matanya. Secara pelahan hidungnya mengeluarkan dengusan yang begitu kencang, dadanya naik turun begitu cepat. Angin sudah mulai bertiup kencang. Lea melihat itu semua, ia seperti pernah melihat kejadian ini. Tapi, dimana? Laime membuka matanya, berubah menjadi abu-abu yang mengkilap, perlahan, tubuhnya mulai berubah, kukunya memanjang, tingginya hamper menyamai pohon kelapa. Jangan lupakan asal usulnya, ia berasal dari penggabungan antara ayah dan ibunya. Ia telah berubah wujud sekarang..

“Naiklah, ini akan terasa lebih cepat..”

Lea dan yang lainnya menurut, dan mulai menunggangi tubuh serigala Laime, benar ini, begitu cepat. Angin jadi terasa semakin dingin. Lea memikirkan sesuatu yang berada didalam tasnya, tapi saat ia buang air kecil tadi, ia menitipkannya pada Silvia, dan gadis itu, entah bagaimana keadaannya sekarang.






Tubuh itu terombang-ambing, tenggelam jauh kedalam dasar danau. Matanya memandang bulan, ia bisa bernafas. Ia merasa bulan memanggilnya, memanggil menuju kepermukaannya. Perlahan, ia melihat bayangan seorang laki-laki dihadapannya, rambutnya putih dan membawa tongkat. Memakai hoodie berwarna biru. Perlahan sepasang tangan itu masuk kedalam air, menariknya keluar. Silvia terbatuk, mencoba mendudukan dirinya. Matanya mengernyit, melihat pemandangan dihadapannya yang semuanya adalah Es. Ia melihat laki-laki yang tengah memandangnya, hey.. tunggu, ia seperti kenal dengan sosok dihadapannya.

“Hey! I Know you!.. Kau,..” Ucap Silvia menggantung, ia belum yakin.

“Ya, kau kenal aku? Aku Jack Frost “ Ucap Laki-laki itu, mengulurkan tangannya bermaksud untuk mengajaknya berkenalan.

“What? Kau, tokoh dongeng, mana mungkin!” Ucap Silvia membenarkan duduknya menjadi berhadapan dengan pria itu.

“Yes, Man In The Moon memerintahku untuk menjemputmu, tunggu, apa itu senjatamu?” Tanya Jack Frost.

“Man In The Moon? Senjata? Tidak ini hanya tas..” Ucap Silvia.

“Coba Kulihat…” Jack Frost mengambil alih tas itu, melihat apa yang ada didalamnya. Jack terperangah kaget, begitu melihat apa yang ada, astaga gadis ini  dalam bahaya besar.

“kau sebaiknya segera ikut denganku, Kau dalam bahaya” ucap Jack

“Bahaya? Apanya yang bahaya?”

Kau Membawa Kotak Pandora, yang tengah diincar oleh kawanan “yang tak boleh disebut nama” “

TO BE CONTINUED….

SORRY FOR TYPO… I HOPE YOU ENJOY…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar