Rabu, 23 April 2014

ANOTHER HERO (Part 2)

PART 2
            Lea sudah menyelesaikan urusannya dengan toilet, dan kembali berkumpul bersama teman-temannya lagi yang kini mereka sudah beralih tempat yaitu di taman sekolah. Langkahnya terhenti begitu melihat seorang pria yang baru dia antar tadi –Laime-, ia terlihat linglung dengan kertas peta ditangannya. Lea tertawa kecil, laki-laki ini lucu sekali, bukankah banyak orang disekitarnya, kenapa harus membaca peta, kampus ini besar sekali, gambar kecil-kecil dipeta hanya membuat bingung, tak ada gunanya. Lea tak ambil pusing, ia pergi meninggalkan Laime begitu saja, memandangi dari jauh pria itu cukup, ia pergi kekantin sebentar, membeli minuman untuk teman-temannya. Minumannya sudah selesai, ia pun memberikan uangnya pada si penjaga kasir.
Ia membalikkan badan, berteriak karna wajah seorang laki-laki begitu dekat dengan wajahnya. Oh ayolah… minuman yang baru saja ia beli jadi tumpah begitu saja. Bagaimana ia tak terkejut, wajah Laime yang sedang tersenyum berseri-seri itu begitu dekat dengannya. Pandangan mereka bertemu. Entah apa yang membuat Lea terperangkap akan pandangan mata abu-abu itu. Yang Lea sadarai mata itu begitu teduh, bibir yang tersenyum itu perlahan memudar berganti bibir yang terkatup rapat, dan wajah yang berpaling mundur.
            “Maaf” ucap Laime lalu berjalan pergi,
            “A..ada apa? Ada apa mendatangiku lagi?” Tanya Lea. Entah apa yang membuat ia gugup, tapi tubuhny panas dingin sekarang. Laime kembali menghampirinya tentu dengan senyum manisnya. Lea menjerit, kenapa ia jadi jantungan melihat senyum itu. Perasaannya Kakaknya –J- punya senyum yang lebih menarik dibandingkan dengan pria ini.
            “mmm, aku ingin memintamu untuk membantuku mencari taman dikampus ini.”  Ucap Laime lalu menunjukan sederet gigi putihnya. Lea sadar, itu Gummy Smile.
            “Baiklah, tunggu sebentar, aku mau membeli minuman lagi, aku juga mau kesana” Ucap Lea.
            Setelah semua selesai, mereka pun berlalu pergi menuju Taman. Tak butuh waktu yang lama, mereka sudah sampai. Lea melihat lambaian tangan Dhiana, mereka ditempat biasa. Rumah pohon mereka. Kenapa bias ada rumah pohon ditaman seluas ini? Tenang saja , salah satu dari teman mereka ada investor terbesar kampus ini, dia Zain. Dialah yang membangun rumah pohon ini untuk mereka semua beristirahat sehabis penat mempelajari mata kuliah mereka. Lea mengajak Laime untuk masuk, mengenalkannya pada teman-temannya. Disana ada Dhiana dan Zain, Kakaknya dan Silvia tak terlihat diruang tengah, pasti mereka berada dibilik kamar kecil rumah pohon ini. Biasa, disanalah tempat mereka merenung, entah merenungkan apa, tapi yang Lea tahu, mereka selalu dian jika sedang berduaan. Lea membagikan minumannya, termasuk juga pada Laime. Dhiana mengernyit bingung begitu ada orang asing masuk kerumah pohon mereka. Darimana Lea dapat orang aneh seperti ini? Seperti baru melihat rumah pohon saja.
            “So… siapa namamu, anak baru?” Tanya Dhiana.
            “Laime,hanya Laime.” Jawab Laime cepat.
            “Lalu, darimana asal mu? Kau murid baru?” Timbrung Zain.
            Laime diam, ayahnya memperingantinya untuk tidak memberitahukan identitasnya. Lagipula, manusia seperti mereka bagaimana bias percaya jika ia menceritakan yang sebenarnya. Bahwa Ia berasal dari sekelompok serigala putih, yang lahir lalu tumbuh berkembang 1000 kali lebih cepat daripada manusia. Dan mana bias mereka mempercayai kalau ia hidup didimensi lain hutan Epping yang terpaksa harus pergi ke dimensi manusia untuk menemukan sebuah kotak Pandora. Laime merasa ada sebuah tepukan dibahunya, dan ternyata itu Lea. Oh dia melamun sedaritadi. Pandangan aneh tertuju dari ketiga orang dihadapannya. Laime menunduk, apa yang harus dia beritahu. Sungguh, manusia takkan dengan mudah mempercayainya. Manusia adalah sosok yang suka akan penelitian. Mereka harus menelitinya dulu baru bias mempercayainya.
            “So… darimana asalmu, brother?” Tanya Zain lalu menyeruput capucino hangatnya.
            “Aku berasal dari negeri penggemar manga.” Ucap Laime, ketiganya terkejut. Jepang? Apa? Wajah seperti Laime adalah orang jepang? Sulit dipercaya. Lea memandang Laime dengan serius, ia merasa ada sesuatu yang disemubunyikan oleh pria ini. Tapi… jika memang benar ada yang disembunyikan, apa pedulinya? Dia bukan siapa-siapanya. Kenapa ia jadi berubah menjadi seseorang yang suka ikut campur?  Ia membulatkan matanya begitu ia melihat seberkas cahaya biru masuk kedalam baju Laime. Membuatnya menjerit kaget dan berdiri mundur, membuat ketiga temannya heran dan ikut terkejut akan jeritannya.
            “What? Ada apa? Kenapa kau menjerit?” Tanya Dhiana , sembari menghampiri Lea.
            “A..aku melihat ada seberkas cahaya biru masuk kedalam baju Laime, aku tak tahu apa itu, tapi begitu masuk kedalam bajunya, cahaya itu berubah menjadi merah.” Jawab Lea dengan muka paniknyan.
            “Oh ayolah Lea, kita bahkan belum berlibur ke hutan Epping kau sudah berhalusinasi.”  Ucap Zain.
            Laime terkejut, apa?hutan Epping? Apa mereka gila.
            “Siapa yang akan kehutan EppingA?” Teriaknya tanpa sadar, membuat ketiga orang dihadapannya menoleh.
            “wow, santai saja bro, kami yang akan berlibur kesana.” Ucap Zain.
           
“JANGAN! TERLALU BERBAHAYA!”

To Be Continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar