Rabu, 23 April 2014

Another Hero (Part 1)

PART 1
            Mentari telah mencapai puncaknya, menyebarkan kilauannya ke penjuru dunia. Masuk membias melalui celah-celah terkecil bahkan yang tak terlihat. Sinar mentari itu tampak meredup, karna pertanda hari akan hujan. Kota London sering mengalami hujan badai pada akhir musim panas ini. Sebentar lagi adalah musim dingin, salju akan segera turun. Para penduduk akan sibuk beraktivitas menghangatkan diri. Pada salah satu rumah , tampak seorang gadis tengah sibuk bersiap-siap dengan alat kuliahnya, mahasiswa kedokteran. Jam kuliahnya baru akan mulai satu jam lagi, ia masih punya waktu santai sembari menunggu hujan reda. Gadis itu duduk dimeja belajanya, memandang kearah luar, lalu beralih membuka buku tua yang ia temukan saat Camping menengangkan bersama kakaknya -J- dihutan Epping, kota London.
Buku itu ia temukan ketika ia sedang bersantai dipinggir sungai, dan wushhh… secara tiba-tiba buku itu menimpuknya, membuat ia harus meringis menahan sakit. Buku tua itu seperti berisikan sebuah dongeng, entah, tapi dalam pikirannya sepertinya memang benar itu adalah sebuah dongeng. Dongeng tua lebih tepatnya. Tapi ada banyak halaman yang hilang entah kemana, dan untuk melengkapinya, ia membuat halaman yang hilang itu, membuatnya senyambung mungkin dengan jalan cerita yang sedikit ia mengerti. Dengan menambahkan beberapa tokoh dongeng dan tokoh fiksi buatannya yang terinsiprasi dari orang-orang terdekatnya. Seperti tokoh Pangeran Harapan, yang terinspirasi dari kakak laki-lakinya -J-  , yang sering ia panggil dengan sebutan J-Hope.
            Suara ketukan pintu terdengar, terpaksa membuat gadis yang bernama Lea ini harus berhenti dari kegiatannya yang tengah sibuk membuat tokoh fiksi barunya. Yah.. semacam spiderman tapi berbeda, semacam hulk.. tapi jauh berbeda. Pintu terbuka. Menampakan sosok kakak satu-satunya, J-Hope. Pria dengan mata segaris yang bersifat humoris itu masuk dengan senyum lebarnya sembari menunjuk-nunjuk jam ditangannya. Ia paham, sudah waktunya berangkat kuliah. Ia pun membereskan Buku Dongengnya, dan memasukannya kedalam tas. Hujannya belum deras, membuat Lea tak dapat melihat pemandangan diluar dari dalam mobilnya, Embun menutupi kaca mobilnya. Tapi ia sadar kalau mobilnya berbelok, seharusnya lurus, ini bukan jalan menuju tempat kuliahnya. Ah, Lea ingat, mereka akan menjemput kekasih kakaknya, Silvia. Mahasiswa Kedokteran juga. Mereka sampai, J-Hope keluar, tapi Lea tidak, J-Hope menjemput Silvia dengan payung hitamnya. Mereka sudah didalam,dan mulai melanjutkan pergi ketempat kuliahnya. Tak ada percakapan, suasana memang selalu dingin begitu sosok Silvia hadir diantara Lea dan J-Hope. Maka dari itu Lea menggambar sosok Ice War Lady, tokoh fiksi barunya yang terinspirasi dari Silvia, pacar kakaknya.
            “Kita akan berlibur kemana, untuk liburan musim dingin?” Tanya J-Hope memecah suasana.
            “Kita akan pergi ke hutan Epping lagi, seperti waktu itu.” Jawab Lea antusias.
            J-Hope tertegun, “ Tidak,tidak. Kau ingat, kita mengalami banyak hal aneh saat liburan kesana” Tolak J-Hope.
            “Aku setuju dengan Lea” ucap Silvia datar. Membuat J-Hope bungkam
            “Yes”
            Ini yang Lea suka dari sosok Silvia, ia selalu bias membuat kakaknya mengalah, lalu menuruti semua perintahnya. Entah apa yang membuat J-Hope terpikat dengan sosok gadis yang satu ini. Setiap mereka berduaan, Lea tak pernah melihat Silvia tersenyum, yang ada ia malah sibuk menulis sesuatu dibuku hariannya. Benar-benar gaya berpacaran yang aneh. Mereka sampai ditempat kuliah, dan pergi kekelas mereka masing-masing. Kelas kedokteran, dan yang satu lagi Arsitektur. Kakaknya Lea, adalah mahasiswa dibidang Arsitektur, maka tak heran jika adik sematawayangnya bias menggambar dengan hebat sama seperti kakaknya. Bel istirahat berbunyi, Lea bergegas pergi kekantin menemui teman-teman yang lainnya. Baiklah, ayo perkenalkan satu-persatu siapa saja teman-temannya di Kampusnya ini.
            Yang pertama, adalah pria tinggi dengan behel digiginya serta memiliki lesung pipi ini bernama Zain. Pria ini berambut coklat dengan poni yang disisir keatas dengan elegan, kepribadiaanya hangat, dia yang paling pintar fisika disini, Lea menggambarkan sosoknya sebagai Wind Prince, karna setiap berada didekatnya selalu terasa sejuk. Lalu ada Dhiana, wanita berambut bob layer ini sedikit pendiam tapi begitu heboh ketika ia dalam masa kebingungan, Lea menggambarkan sosoknya seperti Peri Gigi, peri gigi versi dirinya lebih tepatnya.  Lalu kalian pasti sudah kenal dengan sosok yang satu ini, dia Silvia, gadis berambut gelombang sedada, dengan bola mata biru muda ini sifatnya sedingin es, sikapnya datar, tapi ia mampu membuat J-Hope kakaknya, jatuh Cinta. Lalu, kakaknya, J-Hope. Ia adalah sosok pelindung, kepribadianya hangat, sangat berkebalikan dengan pacarnya Silvia, maka dari itu mereka sering disebut dengan Hot-Ice Couple. Lalu yang terakhir adalah Lea sendiri, ia adalah anak yang periang, serius dan suka hal-hal yang berbau fantasi, ia sering menggambarkan dirnya sendiri sebagai Cahaya, ia suka cahaya, karna cahaya dapat membuat ia dapat melihat apa saja.
            “Kalian mau ikut berlibur kehutan Epping?” Tanya J-Hope
            “Wow?Serius? baikah sepertinya akan menyenangkan.” Sahut Zain
“Yah, kudengar hutan itu angker, dan… katanya ada lorong dimensi lain disana” Ucap Dhiana.
“Serius? Wah, pasti akan menyenangkan jika kita menemukannya.” Ujar Lea.
“Omong kosong apa ini? Apa kalian ini masih kanak-kanak? Mana ada hal seperti itu.” Ucap Silvia.
            J-Hope merangkul pundak Silvia, mendekatkan tubuh kekasihnya pada tubuhnya sembari mengacak-acak rambutnya gemas. Kekasihnya memang tak bias diajak bercanda sedikit.
            “Mereka hanya bercanda, Sil” Ucap J-Hope seraya tersenyum , Silvia mendongak, dan membalas senyum itu. Lea tertegun, baru kali ini ia melihat Silvia tersenyum, matanya menghilang ketika bibir itu tersenyum, mungkin Lea akan mengganti julukan untuk gadis yang satu ini, The Lost Ice Princess? Mungkin cukup menarik. Lea berpamitan sebentar karena ingin pergi ketoilet, dalam perjalanannya, Lea tak sengaja menabrak seorang pria, aneh.. tubuhnya langsung terpental jauh, Pria itu membantunya berdiri, tapi genggamannya terlalu kuat, terpaksa membuatnya meringis, sehingga membuat pria itu sadar dan melepas lagi genggamannya. Lea terjatuh lagi, dan memilih untuk bangun sendiri, toh dia yang salah bukan pria ini. Lea tertegun, begitu melihat wajah laki-laki itu, wajahnya sangat tampan, garis rahangnya begitu tegas, alis matanya tebal, kulitnya seputih salju. Benar-benar seperti malaikat. Lea meminta maaf, karna telah menabraknya, laki-laki itu hanya tersenyum.
            “Boleh aku bertanya, dimana kelas biologi? Aku baru pindah kesini.” Ucap Laki-laki itu.
            “Oh, itu kelasku, selamat datang dikampus ini, ayo aku antar” Balas Lea.
            Mereka berjalan beriringan , Lea merasa aneh, kenapa hawa disekitarnya menjadi panas, apa yang salah. Oh, tadi juga ada yang aneh, kenapa tubuhnya bias terpental jauh, hanya karna sedikit menabrak pundak pria ini. Aneh..
            “Siapa namamu?” Tanya Lea
            “Aku Laime, hanya Laime. Dan Kau?” Jawab Laki-laki itu.
            Lea terdiam, Laime? Nama yang aneh, “ Oh, nama yang bagus, aku Lea. Salam kenal.” Jawab Lea.
            Selama perjalanan menuju kelas, mereka tak sadar, sedari tadi ada seberkas cahaya biru kecil mengikuti langkah mereka, entahlah.. tidak ada yang tahu apa itu…



ToBeContinued…
Hope You Like This,
by Silvia Sayuti Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar