PART 1
Mentari
telah mencapai puncaknya, menyebarkan kilauannya ke penjuru dunia. Masuk membias
melalui celah-celah terkecil bahkan yang tak terlihat. Sinar mentari itu tampak
meredup, karna pertanda hari akan hujan. Kota London sering mengalami hujan
badai pada akhir musim panas ini. Sebentar lagi adalah musim dingin, salju akan
segera turun. Para penduduk akan sibuk beraktivitas menghangatkan diri. Pada
salah satu rumah , tampak seorang gadis tengah sibuk bersiap-siap dengan alat
kuliahnya, mahasiswa kedokteran. Jam kuliahnya baru akan mulai satu jam lagi,
ia masih punya waktu santai sembari menunggu hujan reda. Gadis itu duduk dimeja
belajanya, memandang kearah luar, lalu beralih membuka buku tua yang ia temukan
saat Camping menengangkan bersama kakaknya -J- dihutan Epping, kota London.
Buku itu ia temukan ketika ia sedang bersantai dipinggir sungai, dan wushhh…
secara tiba-tiba buku itu menimpuknya, membuat ia harus meringis menahan sakit.
Buku tua itu seperti berisikan sebuah dongeng, entah, tapi dalam pikirannya
sepertinya memang benar itu adalah sebuah dongeng. Dongeng tua lebih tepatnya.
Tapi ada banyak halaman yang hilang entah kemana, dan untuk melengkapinya, ia
membuat halaman yang hilang itu, membuatnya senyambung mungkin dengan jalan
cerita yang sedikit ia mengerti. Dengan menambahkan beberapa tokoh dongeng dan
tokoh fiksi buatannya yang terinsiprasi dari orang-orang terdekatnya. Seperti
tokoh Pangeran Harapan, yang terinspirasi dari kakak laki-lakinya -J- , yang sering ia panggil dengan sebutan
J-Hope.
Suara ketukan pintu terdengar,
terpaksa membuat gadis yang bernama Lea ini harus berhenti dari kegiatannya
yang tengah sibuk membuat tokoh fiksi barunya. Yah.. semacam spiderman tapi
berbeda, semacam hulk.. tapi jauh berbeda. Pintu terbuka. Menampakan sosok
kakak satu-satunya, J-Hope. Pria dengan mata segaris yang bersifat humoris itu
masuk dengan senyum lebarnya sembari menunjuk-nunjuk jam ditangannya. Ia paham,
sudah waktunya berangkat kuliah. Ia pun membereskan Buku Dongengnya, dan
memasukannya kedalam tas. Hujannya belum deras, membuat Lea tak dapat melihat
pemandangan diluar dari dalam mobilnya, Embun menutupi kaca mobilnya. Tapi ia
sadar kalau mobilnya berbelok, seharusnya lurus, ini bukan jalan menuju tempat
kuliahnya. Ah, Lea ingat, mereka akan menjemput kekasih kakaknya, Silvia.
Mahasiswa Kedokteran juga. Mereka sampai, J-Hope keluar, tapi Lea tidak, J-Hope
menjemput Silvia dengan payung hitamnya. Mereka sudah didalam,dan mulai
melanjutkan pergi ketempat kuliahnya. Tak ada percakapan, suasana memang selalu
dingin begitu sosok Silvia hadir diantara Lea dan J-Hope. Maka dari itu Lea
menggambar sosok Ice War Lady, tokoh fiksi barunya yang terinspirasi dari
Silvia, pacar kakaknya.
“Kita akan berlibur kemana, untuk
liburan musim dingin?” Tanya J-Hope memecah suasana.
“Kita akan pergi ke hutan Epping
lagi, seperti waktu itu.” Jawab Lea antusias.
J-Hope tertegun, “ Tidak,tidak. Kau
ingat, kita mengalami banyak hal aneh saat liburan kesana” Tolak J-Hope.
“Aku setuju dengan Lea” ucap Silvia
datar. Membuat J-Hope bungkam
“Yes”
Ini yang Lea suka dari sosok Silvia,
ia selalu bias membuat kakaknya mengalah, lalu menuruti semua perintahnya.
Entah apa yang membuat J-Hope terpikat dengan sosok gadis yang satu ini. Setiap
mereka berduaan, Lea tak pernah melihat Silvia tersenyum, yang ada ia malah
sibuk menulis sesuatu dibuku hariannya. Benar-benar gaya berpacaran yang aneh.
Mereka sampai ditempat kuliah, dan pergi kekelas mereka masing-masing. Kelas
kedokteran, dan yang satu lagi Arsitektur. Kakaknya Lea, adalah mahasiswa
dibidang Arsitektur, maka tak heran jika adik sematawayangnya bias menggambar
dengan hebat sama seperti kakaknya. Bel istirahat berbunyi, Lea bergegas pergi
kekantin menemui teman-teman yang lainnya. Baiklah, ayo perkenalkan
satu-persatu siapa saja teman-temannya di Kampusnya ini.
Yang pertama, adalah pria tinggi
dengan behel digiginya serta memiliki lesung pipi ini bernama Zain. Pria ini
berambut coklat dengan poni yang disisir keatas dengan elegan, kepribadiaanya
hangat, dia yang paling pintar fisika disini, Lea menggambarkan sosoknya
sebagai Wind Prince, karna setiap berada didekatnya selalu terasa sejuk. Lalu
ada Dhiana, wanita berambut bob layer ini sedikit pendiam tapi begitu heboh
ketika ia dalam masa kebingungan, Lea menggambarkan sosoknya seperti Peri Gigi,
peri gigi versi dirinya lebih tepatnya.
Lalu kalian pasti sudah kenal dengan sosok yang satu ini, dia Silvia,
gadis berambut gelombang sedada, dengan bola mata biru muda ini sifatnya
sedingin es, sikapnya datar, tapi ia mampu membuat J-Hope kakaknya, jatuh
Cinta. Lalu, kakaknya, J-Hope. Ia adalah sosok pelindung, kepribadianya hangat,
sangat berkebalikan dengan pacarnya Silvia, maka dari itu mereka sering disebut
dengan Hot-Ice Couple. Lalu yang terakhir adalah Lea sendiri, ia adalah anak
yang periang, serius dan suka hal-hal yang berbau fantasi, ia sering menggambarkan
dirnya sendiri sebagai Cahaya, ia suka cahaya, karna cahaya dapat membuat ia
dapat melihat apa saja.
“Kalian mau ikut berlibur kehutan
Epping?” Tanya J-Hope
“Wow?Serius? baikah sepertinya akan
menyenangkan.” Sahut Zain
“Yah,
kudengar hutan itu angker, dan… katanya ada lorong dimensi lain disana” Ucap
Dhiana.
“Serius?
Wah, pasti akan menyenangkan jika kita menemukannya.” Ujar Lea.
“Omong
kosong apa ini? Apa kalian ini masih kanak-kanak? Mana ada hal seperti itu.”
Ucap Silvia.
J-Hope merangkul pundak Silvia,
mendekatkan tubuh kekasihnya pada tubuhnya sembari mengacak-acak rambutnya
gemas. Kekasihnya memang tak bias diajak bercanda sedikit.
“Mereka hanya bercanda, Sil” Ucap
J-Hope seraya tersenyum , Silvia mendongak, dan membalas senyum itu. Lea tertegun,
baru kali ini ia melihat Silvia tersenyum, matanya menghilang ketika bibir itu
tersenyum, mungkin Lea akan mengganti julukan untuk gadis yang satu ini, The
Lost Ice Princess? Mungkin cukup menarik. Lea berpamitan sebentar karena ingin
pergi ketoilet, dalam perjalanannya, Lea tak sengaja menabrak seorang pria,
aneh.. tubuhnya langsung terpental jauh, Pria itu membantunya berdiri, tapi
genggamannya terlalu kuat, terpaksa membuatnya meringis, sehingga membuat pria
itu sadar dan melepas lagi genggamannya. Lea terjatuh lagi, dan memilih untuk
bangun sendiri, toh dia yang salah bukan pria ini. Lea tertegun, begitu melihat
wajah laki-laki itu, wajahnya sangat tampan, garis rahangnya begitu tegas, alis
matanya tebal, kulitnya seputih salju. Benar-benar seperti malaikat. Lea
meminta maaf, karna telah menabraknya, laki-laki itu hanya tersenyum.
“Boleh aku bertanya, dimana kelas
biologi? Aku baru pindah kesini.” Ucap Laki-laki itu.
“Oh, itu kelasku, selamat datang
dikampus ini, ayo aku antar” Balas Lea.
Mereka berjalan beriringan , Lea
merasa aneh, kenapa hawa disekitarnya menjadi panas, apa yang salah. Oh, tadi
juga ada yang aneh, kenapa tubuhnya bias terpental jauh, hanya karna sedikit
menabrak pundak pria ini. Aneh..
“Siapa namamu?” Tanya Lea
“Aku Laime, hanya Laime. Dan Kau?”
Jawab Laki-laki itu.
Lea terdiam, Laime? Nama yang aneh,
“ Oh, nama yang bagus, aku Lea. Salam kenal.” Jawab Lea.
Selama perjalanan menuju kelas,
mereka tak sadar, sedari tadi ada seberkas cahaya biru kecil mengikuti langkah
mereka, entahlah.. tidak ada yang tahu apa itu…
ToBeContinued…
Hope You Like This,
by Silvia Sayuti Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar