Sekujur tubuh itu mendingin
Bagian-bagian yang terpotong sudah mendingin
Membeku,keras,kaku seperti batu
Dua tungkai yang biasanya berjalan
Kini berhenti untuk sesaat.
Sesaat,hanya untuk menjentikkan jari jemari
Punggungnya terjulur kedepan
Terdengar bunyi "Krek" sebagai tandanya
Tanda,kalau dia benar-benar telah melepas
Dua tungkai yang biasanya menggenggam
Sekarang melemas tak berisi
Bagian-bagian visual kecil benar-benar sudah dibuang
Dia sudah berubah jadi orang jahat
Dua tungkai yang biasa dia gunakan untuk melangkah
Kini,semua nya sudah berhenti.
Berhenti hanya untuk berkedip
Bunyi gemuruh dari perut laparnya
Ia biarkan begitu saja.
Hatinya jauh lebih lapar
Hatinya Jauh lebih haus
Hatinya Jauh lebih sakit
Hatinya jauh lebih-lebih dari segalanya.
Bibir yang terluka,belum seberapa
Hidung yang berdarah,belum seberapa
Mata yang buta, belum seberapa
Kaki dan tangan yang patah, belum seberapa juga
Tapi hati yang sudah mengeras, itu lebih berbahaya
Hati membeku.Maka tungkai akan berhenti
Menganggap semua biasa saja.
Tapi segalanya akan segera berubah
Hati yang membatu. Maka tungkai akan terdiam
Menganggap semua adil.
Tapi segalanya akan segera dia khianati
Percaya sajalah. Hati berhenti
tungkai berhenti
Berhenti,Tanpa menoleh lagi
Tanpa percaya
Tanpa tersenyum
Segalanya akan berubah,tapi kamu tidak akan merasa baik
Percaya sajalah,mata ini akan menatapmu seperti biasanya
Tapi,tak lagi seceria dulu
Dan kamu akan menjauh karna itu,
Karna kamu tidak merasa baik-baik saja.
Terlalu membuat hati orang sakit, itu akan merubah segala kehidupan kedua tungkai mu yang terlalu ketergantungan!
Kamu Yang salah!
Aku yang disalahkan!
Ya sudah, biarkan dia berhenti, tanpa menoleh lagi.
Bagian-bagian itu terpotong menjadi lebih kecil-kecil lagi
Hingga benar-benar tidak terlihat lagi
Kedua tungkai itu menginjak bersama debu
Tangan itu membuka debu itu kembali.
Terpaksa membuat berhenti lagi
Mengganggu!Dasar Pengganggu!
Pergi jauh-Jauh!Ku mohon!
Jangan bertingkah seperti orang jahat,Tolong
Hati ini sudah terlalu lelah untuk berharap.
Kamu tak melihat darah yang mengalir dari mataku
Kamu tak melihat darah yang mengalir dari hidungku,bahkan mulutku.
Parahnya,kamu tak melihat hati ku yang berdarah hingga bernanah.
Sudah pergi saja,tungkai ku sudah berhenti.
Aku akan bersikap biasa saja
Memberikan senyuman,seperti mentari yang menyinari
Tanpa perlu kamu tahu,
Mentari itu sudah sakit.Gila tepatnya.
Biarkan saja ini seperti biasanya,seakan dunia tidaklah adil...
aku memang berhenti,tanpa menoleh.
By : Silvia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar